SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyatakan kesiapan mendukung penuh program makan siang gratis bergizi bagi siswa, meski hingga kini petunjuk teknis (juknis) resmi dari pemerintah pusat belum diterima. Program yang digagas sebagai bagian dari kebijakan nasional ini diproyeksikan menyasar pelajar di seluruh daerah, termasuk wilayah terpencil seperti Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Irhamsyah, menyebut pihaknya telah menyiapkan skema pelaksanaan, termasuk simulasi awal anggaran. “Kami sudah lakukan simulasi, termasuk untuk daerah terpencil. Tapi arahan resmi, seperti besaran anggaran dan rincian juknis, masih kami tunggu dari pusat,” ujarnya, Jumat (XX/XX/2025).
Anggaran Rp17.000 per Anak, Menu SLB Perlu Penyesuaian
Dalam simulasi tersebut, kebutuhan biaya makan siang diperkirakan mencapai Rp17.000 per anak per hari. Dari jumlah itu, dana sebesar Rp10.000 akan disubsidi oleh pemerintah pusat, sedangkan kekurangannya direncanakan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Khusus untuk siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), Disdikbud Kaltim merancang menu bergizi yang lebih spesifik. “Anak-anak SLB memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, mungkin membutuhkan menu seperti susu kedelai atau susu kambing. Ini akan membuat biaya per anak lebih tinggi dari standar umum,” kata Irhamsyah.
Melibatkan UMKM Lokal
Salah satu poin yang masih dibahas adalah skema pengelolaan makanan: apakah akan dikelola langsung oleh pihak sekolah, atau diserahkan ke pihak ketiga seperti UMKM. Menurut Irhamsyah, pemberdayaan UMKM lokal bisa menjadi strategi untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekaligus memastikan kualitas makanan tetap terjaga.
“Kami ingin program ini tidak hanya soal makan gratis, tetapi juga mendukung perekonomian lokal. Keterlibatan UMKM tentu akan membawa manfaat lebih luas,” jelasnya.
Manfaat Besar bagi Tumbuh Kembang Anak
Meski belum bisa dijalankan dalam waktu dekat, Pemprov Kaltim menyatakan siap bergerak begitu regulasi pusat diterbitkan. “Kami sudah siapkan opsi penganggaran tambahan bila diperlukan. Begitu juknis keluar, Insya Allah kami langsung jalan,” tegas Irhamsyah.
Ia berharap program ini bisa segera direalisasikan, mengingat manfaatnya terhadap konsentrasi belajar, pemenuhan gizi, dan tumbuh kembang anak.
“Bukan hanya soal perut kenyang. Ini soal masa depan generasi muda Kaltim,” pungkasnya.