BERAU – Enam proyek strategis di sektor air minum dan penyehatan lingkungan di Kabupaten Berau mengalami keterlambatan penyelesaian sepanjang 2024. Meski capaian fisik bidang ini tergolong tinggi, yakni 98,52 persen, sejumlah kendala teknis membuat proyek-proyek tersebut molor dan dikenai denda keterlambatan.
Kepala Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Dinas PUPR Kabupaten Berau, Decty Toga Maduli, menyebutkan, proyek yang tertunda antara lain pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Pegat Bukur, pembangunan SPAM Batu Putih, serta perluasan jaringan perpipaan di kawasan perkotaan dan Kampung Maluang.
“Beberapa pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat waktu karena faktor teknis di lapangan. Proyek tetap berjalan, tapi harus diperpanjang dengan konsekuensi denda,” ujar Decty, Senin (13/1/2025).
Keenam proyek yang molor itu dijadwalkan rampung pada akhir Januari 2025. Decty menjelaskan, beberapa dari kegiatan tersebut menggunakan kombinasi dua sumber anggaran, yang turut mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan.
“Meski ada konsekuensi denda, komitmen kami tetap menyelesaikan proyek secara tuntas dan sesuai dengan standar mutu,” katanya.
Di luar proyek-proyek tertunda, Dinas PUPR Berau juga telah mengidentifikasi sejumlah wilayah yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satunya adalah Kampung Long Keluh dan Long Duhung di Kecamatan Kelay, yang memiliki pasokan air sangat terbatas.
“Long Keluh hanya memiliki suplai air 2,5 liter per detik. Dengan jarak cukup jauh ke Long Duhung, distribusinya tidak efisien jika memakai satu sistem perpipaan,” jelas Decty.
Dengan hanya 65 sambungan rumah (SR) yang aktif, kapasitas instalasi air di Long Keluh masih jauh dari ideal. Situasi serupa juga terjadi di sejumlah kampung lain yang memiliki jumlah penduduk tersebar dan infrastruktur terbatas.
Peningkatan kapasitas, menurut Decty, menjadi langkah mendesak namun tidak murah. Hal ini menjadi dasar pengajuan anggaran tambahan dalam APBD 2025, khususnya untuk memperluas cakupan layanan air bersih yang layak.
“Distribusi air bukan soal membangun saja, tetapi tentang memastikan jangkauan dan keberlanjutan layanan,” ujarnya.
Menyadari dampak langsung ketersediaan air terhadap kualitas hidup warga, Pemkab Berau menempatkan proyek air bersih sebagai program prioritas tahun ini. Dinas PUPR berharap tambahan anggaran akan mempercepat penyelesaian proyek dan mengatasi tantangan distribusi di daerah terpencil.
“Kami optimistis, dengan dukungan fiskal yang memadai, upaya pemenuhan kebutuhan air bersih akan lebih merata dan berdampak langsung bagi masyarakat,” pungkas Decty. (Redaksi)