BERAU — Akses terhadap listrik masih menjadi persoalan serius di sejumlah kampung di Kabupaten Berau, meskipun ketersediaan listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat yang seharusnya menjadi prioritas dalam pembangunan daerah.
Anggota DPRD Berau, Nurung, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan listrik bukan hanya sekadar soal infrastruktur, tetapi juga berkaitan langsung dengan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Listrik adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah. Ini bukan lagi pilihan, tapi kewajiban,” tegas Nurung usai rapat kerja dengan mitra terkait.
Masih Banyak Kampung yang Belum Teraliri Listrik Secara Maksimal
Dari total 100 kampung di Kabupaten Berau, sekitar 30 persen di antaranya belum teraliri listrik secara maksimal. Beberapa kampung di wilayah pedalaman, seperti Kecamatan Kelay dan Segah, menjadi contoh daerah yang belum sepenuhnya mendapatkan akses listrik.
“Masyarakat di sana belum bisa menikmati listrik secara penuh. Kadang hanya nyala di malam hari, atau bahkan hanya beberapa jam saja. Ini jelas sangat menyulitkan mereka, apalagi di era sekarang yang serba tergantung pada energi listrik,” jelasnya.
Program “Listrik Masuk Desa” dan Kendala yang Dihadapi
Nurung menegaskan bahwa program “listrik masuk desa” seharusnya menjadi solusi untuk pemerataan energi di seluruh kampung, termasuk di daerah terpencil. Namun, dalam praktiknya, banyak kendala yang harus dihadapi, mulai dari akses jalan yang sulit hingga keterbatasan anggaran.
“Penyediaan listrik desa adalah program jangka panjang yang membutuhkan perencanaan matang dan koordinasi lintas sektor. Tidak hanya membangun jaringan, tetapi juga memastikan daya listrik yang tersedia cukup untuk kebutuhan warga,” ujarnya.
Pengecekan Lapangan untuk Menghindari Program yang Sia-sia
Nurung menggarisbawahi pentingnya pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa program-program pembangunan jaringan listrik tidak sia-sia. Sering kali, meskipun jaringan sudah dibangun, listrik belum bisa dialirkan karena berbagai alasan teknis.
“Sering kali kita lihat jaringan sudah dibangun, tapi belum bisa langsung dialiri listrik karena berbagai alasan teknis. Maka dari itu, perlu dilakukan pengecekan langsung ke lapangan agar tidak ada program yang sia-sia,” tuturnya.
Isu Listrik Masuk Desa Terus Muncul dalam Setiap Agenda Reses
Nurung juga mengungkapkan bahwa isu mengenai akses listrik selalu muncul dalam setiap agenda reses maupun Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Menurutnya, masalah ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah, agar seluruh kampung di Berau, terutama di wilayah pedalaman, dapat menikmati akses listrik yang layak dan cukup.