JAKARTA – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Jabodetabek memimpin aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI pada Senin (25/8/2025). Mereka turun ke jalan sebagai bentuk penolakan atas kebijakan kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR RI yang dilaporkan mencapai Rp50 juta per bulan.
Aksi yang sejak siang berlangsung damai berubah ricuh saat massa dan aparat saling dorong di depan pagar parlemen. Bentrokan tak terhindarkan, menyebabkan sedikitnya 11 orang mengalami luka. Delapan di antaranya mendapat perawatan darurat di kompleks DPR, sedangkan tiga korban luka serius dirujuk ke RS TNI AL Dr. Mintoharjo. Seorang pelajar bahkan mengalami luka di kepala akibat lemparan benda tumpul.
Seorang jurnalis foto LKBN Antara, Bayu Pratama Syahputra, juga ikut menjadi korban saat meliput. Ia mengalami memar di kepala dan tangan, sementara peralatan kerjanya rusak. Insiden ini menuai kecaman dari organisasi profesi, termasuk AJI dan LBH Pers, yang menuntut polisi mengusut tuntas dugaan kekerasan terhadap pekerja media.
Teriakan Tuntutan Mahasiswa
Dalam orasi, mahasiswa menegaskan bahwa DPR telah kehilangan kepercayaan publik. Mereka menyuarakan tiga tuntutan utama, yakni pembubaran DPR karena dianggap gagal mewakili rakyat, keterbukaan informasi terkait gaji dan tunjangan dewan, serta penolakan tegas terhadap kenaikan fasilitas mewah di tengah kondisi ekonomi sulit.
“Masyarakat masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, sementara wakil rakyat justru menambah fasilitas untuk kenyamanan pribadi. Ini pengkhianatan terhadap konstitusi,” teriak salah satu orator mahasiswa dari atas mobil komando.
Massa aksi sempat memblokade jalan utama, menyalakan petasan, hingga melumuri pagar DPR dengan cat semprot. Aparat yang berjaga kemudian merespons dengan gas air mata dan water cannon, membuat situasi kian memanas.
Polisi Minta Aksi Kondusif
Polda Metro Jaya menegaskan pendekatan pengamanan tetap humanis. Kabid Humas Kombes Ade Ary Syam Indradi mengingatkan peserta aksi agar tidak terprovokasi dan menjaga ketertiban.
“Penyampaian pendapat di muka umum dijamin undang-undang, tapi harus dilakukan tanpa merusak fasilitas publik,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menyebutkan 1.250 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk memastikan situasi tetap terkendali.
Respons DPR
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan pihaknya tidak menutup diri terhadap kritik mahasiswa. “Kami siap menampung aspirasi rakyat untuk perbaikan kinerja DPR. Namun, mari kita jaga agar penyampaiannya tetap dalam koridor saling menghormati,” kata Puan.
Senada, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menambahkan bahwa DPR menghormati hak konstitusional warga untuk berdemonstrasi selama dilakukan sesuai hukum.
Menjelang pukul 23.00 WIB, massa aksi mulai membubarkan diri meski aparat masih berjaga di kawasan Bendungan Hilir. Arus lalu lintas yang sempat lumpuh perlahan kembali normal.
Sumber: Pintoe.co