BERAU – Usai diterjang banjir bandang yang memorak-porandakan pemukiman, warga Kampung Long Ayap, Kecamatan Segah, kini menatap masa depan di lahan baru yang mereka sebut sebagai “tanah harapan”.
Banjir yang terjadi pada Selasa (27/5/2025) lalu, dianggap sebagai musibah terbesar dalam sejarah kampung tersebut. Air bah datang dengan cepat, mengalir deras sejak pagi, dan merendam rumah-rumah hingga mencapai atap. Tak hanya permukiman, dua gereja dan sejumlah kendaraan warga ikut terseret arus.
Mateus Aljiu, salah satu warga terdampak, menggambarkan bagaimana banjir mengubah kehidupannya dalam hitungan jam. Rumah yang ia tempati sejak 2014 berpindah dari pondasinya, dihanyutkan air setinggi 6 meter.
“Saat air naik ke atap, saya hanya sempat evakuasi ibu ke tempat tinggi, lalu kembali untuk selamatkan yang masih bisa diselamatkan,” ujar Mateus dengan nada getir, Kamis (29/5/25).
Kini, Mateus dan warga lainnya tengah menata ulang hidup mereka di lokasi yang lebih tinggi. Mereka tak ingin kembali ke dataran lama yang rawan. Sebagai langkah konkret, Kepala Kampung Long Ayap, Jemi, bersama masyarakat telah menyiapkan lahan relokasi seluas 150 hektare, sekitar 1 kilometer dari pusat kampung.
“Di lahan itu kami rencanakan pembangunan rumah warga, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Sudah ada 71 petak yang disiapkan,” jelas Jemi.
Ia berharap bantuan dari Pemkab Berau segera diwujudkan, terutama material bangunan dan dukungan program rumah layak huni.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, yang meninjau langsung kondisi warga, menyatakan kesiapan pemerintah membangun kembali pemukiman warga terdampak. Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, warga Long Ayap berharap bisa segera bangkit dan memulai lembaran baru di tanah yang lebih aman.
“Sebanyak 72 KK terdampak parah. Karena lahan untuk relokasi sudah tersedia, kami akan memanfaatkan program Rumah Layak Huni untuk mendukung pembangunan kembali,” tegasnya. (Fat/Redaksi)