gubernurkaltim
wakilgubernurkaltim
banner 728x250

Harga Kakao Meroket, Petani Berau Diminta Tingkatkan Produksi

banner 728x90

BERAU — Lonjakan harga kakao yang mencapai Rp100 ribu per kilogram menjadi peluang emas bagi petani di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dinas Perkebunan (Disbun) setempat mendorong para petani untuk meningkatkan produksi guna memanfaatkan momentum kelangkaan global komoditas ini.

Kepala Disbun Berau, Lita Handini, menyatakan bahwa sejak enam bulan terakhir, harga biji kakao kering fermentasi di Berau terus merangkak naik, seiring tingginya permintaan dunia dan terbatasnya pasokan dari negara produsen utama seperti Pantai Gading dan Ghana yang tengah dilanda serangan hama.

banner 325x300

“Ini momentum yang harus dimanfaatkan. Kenaikan harga menjadi angin segar bagi petani kakao kita. Pasar sedang butuh, dan Berau punya potensi besar untuk mengisi kekosongan itu,” ujar Lita, Jumat (14/6/2025).

Berdasarkan catatan Disbun, harga biji kakao kering kini berada di angka Rp100 ribu per kg. Sebagai perbandingan, harga sebelumnya hanya berkisar Rp70 ribu. Sementara biji kakao basah kini dihargai Rp30 ribu, naik signifikan dari harga normal yang berkisar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kg.

Peningkatan harga yang tajam ini dinilai belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat. Kondisi tersebut membuka peluang bagi daerah seperti Berau untuk menggenjot produksi dan ekspansi lahan.

“Kami melihat potensi besar di lahan-lahan pekarangan atau area tidak produktif yang bisa dimanfaatkan warga. Kakao bisa ditanam di sela-sela tanaman lain dan tetap menghasilkan,” jelasnya.

Meski demikian, Lita mengakui bahwa membudidayakan kakao bukan perkara mudah. Tanaman ini memerlukan ketelatenan, mulai dari proses fermentasi hingga pengeringan. Namun, dengan pendampingan teknis dan pelatihan yang tepat, ia optimistis petani Berau mampu mengembangkan kakao secara berkelanjutan.

“Kami akan mendorong program pendampingan dan penyuluhan agar petani semakin siap. Ini bukan hanya soal meningkatkan volume, tetapi juga kualitas,” tegasnya.

Baca Juga  KONI Desak Pemkab Sediakan Sarana Olahraga, Jawab Kebutuhan Masyarakat Akan Gaya Hidup Sehat

Disbun Berau berharap lonjakan harga ini mampu mendongkrak motivasi petani untuk menambah luas tanam dan ikut memperkuat basis ekonomi berbasis komoditas. Apalagi kakao merupakan salah satu tanaman bernilai ekspor tinggi yang dapat mendukung ketahanan ekonomi daerah.

“Dengan harga yang menjanjikan dan permintaan tinggi, kita ingin petani di Berau tidak hanya sekadar bertahan, tapi benar-benar naik kelas,” pungkas Lita. (Redaksi) 

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *