BERAU â Fenomena kabut asap kembali terlihat di sejumlah wilayah Kabupaten Berau, termasuk di sekitar Jalan Poros BerauâBulungan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi Kebakaran Hutan dan Lahan(Karhutla), meskipun beberapa hari terakhir wilayah ini masih diguyur hujan.
Kepala BPBD Berau, Mashyadi Muhdi, menyampaikan bahwa pihaknya mendeteksi adanya peningkatan titik panas atau hotspot di sejumlah kawasan.
âBerdasarkan pantauan kami, sempat muncul hingga 51 hotspot di wilayah Berau. Angka ini cukup tinggi, meskipun saat ini sudah menurun karena faktor curah hujan,â ungkap Mashyadi, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, penanganan karhutla tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan juga kerja sama lintas sektor.
BPBD terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, serta Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di empat wilayah pengelolaan, yakni Berau Barat, Berau Utara, Berau Tengah, dan Berau Selatan.
âKami tidak bisa bekerja sendiri. Penanganan karhutla harus dilakukan secara bersama-sama,â tegasnya.
Selain menyiagakan posko dan armada pemadam kebakaran di setiap kecamatan, BPBD juga mengedepankan langkah pencegahan dengan menggandeng masyarakat. Mashyadi menekankan bahwa kesadaran warga menjadi kunci penting untuk menekan risiko kebakaran.
âImbauan utama kami adalah mencegah. Jangan melakukan pembakaran lahan secara sembarangan. Dampaknya bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga bisa mengganggu kesehatan masyarakat karena kualitas udara yang menurun,â jelasnya.
Kabut asap yang sempat menyelimuti Berau menimbulkan kekhawatiran akan gangguan aktivitas warga.
Sejumlah pengendara yang melintas di jalur utama BerauâBulungan dilaporkan mengalami keterbatasan jarak pandang akibat asap yang cukup pekat. Kondisi ini dikhawatirkan berulang jika masyarakat tidak disiplin menjaga lingkungan dari potensi karhutla.
BPBD juga terus memantau perkembangan cuaca dan pergerakan hotspot melalui sistem satelit pemantau. Apabila ditemukan titik panas baru, tim gabungan segera diturunkan untuk melakukan verifikasi dan langkah pemadaman dini agar api tidak meluas.
Mashyadi kembali menegaskan pentingnya kewaspadaan dini. Menurutnya, meskipun musim hujan mulai datang, potensi karhutla tetap ada karena kondisi lahan gambut dan hutan kering masih mudah terbakar.
âHujan bukan jaminan aman. Saat ada cuaca panas dan angin kencang, api bisa cepat menyebar,â tutupnya. (Zahra/Redaksi)Â








