BERAU – Masuknya beragam brand ternama ke Kabupaten Berau dalam beberapa bulan terakhir menjadi sinyal bahwa daerah ini mulai dilirik sebagai pasar bisnis potensial. Di sejumlah lokasi strategis, mulai bermunculan gerai pakaian, toko aksesoris, hingga usaha yang mengusung konsep lifestyle modern.
Kehadiran mereka menambah warna dalam perkembangan ekonomi kota dan memberikan pilihan baru bagi konsumen.
Namun, geliat pertumbuhan retail tersebut rupanya tidak berjalan mulus. Fluktuasi daya beli masyarakat menjadi tantangan terbesar. Banyak investor yang awalnya optimistis, pada akhirnya memilih menutup gerai karena penjualan tidak sesuai target dan tidak mampu bertahan dalam jangka panjang.
Fenomena ini menjadi perhatian Anggota Komisi II DPRD Berau, Gideon Andris. Ia menilai bahwa pola konsumsi masyarakat Berau masih berorientasi pada kebutuhan dasar dan nilai guna, bukan pada tren atau gaya hidup.
“Kalau brand kayak toko pakaian atau aksesoris itu menurut saya angin-anginan saja. Bulan pertama dan kedua mungkin ramai, tapi setelah itu meredup,” ujar Gideon.
Ia menjelaskan bahwa sektor retail lebih rentan terhadap penurunan penjualan, berbeda dengan usaha kuliner yang justru terus mengalami pertumbuhan.
Menurutnya, makanan dan minuman adalah sektor yang paling stabil karena berkaitan langsung dengan kebutuhan sehari-hari.
“Masyarakat lebih memilih barang tepat guna tanpa terlalu memperdulikan merek dan harganya,” jelasnya.
Kafe, resto tematik, hingga warung kopi terus bermunculan dan hampir selalu berhasil menarik konsumen. Perilaku ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih nyaman mengalokasikan anggaran untuk pengalaman sosial seperti makan dan minum bersama, dibandingkan belanja barang branded.
Melihat situasi tersebut, Gideon menilai pemerintah daerah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) perlu mengambil peran lebih aktif sebagai fasilitator, bukan hanya mengurus perizinan. Ia mendorong pemerintah untuk menghadirkan kegiatan edukasi bisnis bagi pelaku usaha lokal.
“Mungkin DPMPTSP bisa menghadirkan seminar atau talkshow dengan pengusaha sukses dari luar kota agar pengusaha muda di Berau bisa belajar,” kata Gideon.
Selain edukasi, ia menekankan pentingnya pemanfaatan digital marketing dan jaringan investasi.
“Dibuatkan kelas diskusi, pendataan para investor, dan wadah berbagi ilmu bagi calon pengusaha muda di Berau. Ini bisa membantu membangun jaringan investor baru,” tutupnya. (ADV/Zahra/Redaksi)










