BERAU — Harmoni musik dan alam kembali berpadu indah di ujung timur Indonesia, tepatnya di Pulau Maratua, Kabupaten Berau. Festival Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 resmi digelar, menjadikan pulau tropis eksotis ini tak hanya destinasi wisata, tetapi juga panggung kreatif dan ajang edukasi konservasi.
Digelar sejak 2015, festival ini kini telah tumbuh menjadi simbol kolaborasi antara seni, ekowisata, dan pelestarian lingkungan. Hal tersebut ditegaskan Jufriansyah, pendiri Maratua Jazz sekaligus pengurus Yayasan Berau Lestari.
“Dari awal, kami ingin Maratua Jazz jadi ruang alternatif yang mengangkat potensi lokal, tidak hanya dari sisi alam tapi juga budaya dan masyarakat. Musisi lokal tampil bersama nama besar nasional. Ini panggung kita semua,” ucap Jufriansyah dalam konferensi pers, Kamis (26/6/2025) lalu.
Ia menjelaskan bahwa pemilihan musik jazz bukan sekadar gaya, melainkan simbol keterbukaan. “Jazz itu lintas batas, bisa dinikmati semua kalangan. Kami ingin orang datang ke Maratua, jatuh cinta pada alamnya, dan pulang membawa kesan mendalam,” tambahnya.
Senada, Agus dari WartaJazz menyebut bahwa festival ini bukan sekadar pertunjukan musik. “Maratua adalah etalase biodiversitas. Dengan melibatkan seni dan budaya dalam ekowisata, kita merawat alam sambil mengedukasi pengunjung,” tuturnya.
Baca Juga: Mukernas BEM se-Indonesia 2025 Dorong Mahasiswa Aktif Dukung Program Pembangunan Daerah
Tahun ini, Maratua Jazz hadir dengan program-program inovatif seperti Goes To Campus, Goes To School, serta Cooking Show yang mengangkat kearifan lokal. Tak ketinggalan, penggunaan tumbler sebagai langkah pengurangan sampah plastik menjadi bagian penting dari gerakan ramah lingkungan.
Salah satu penampil, musisi senior Deddy Dhukun, mengaku kagum dengan atmosfer Maratua. “Bukan cuma panggungnya yang indah, tapi juga semangat masyarakatnya luar biasa,” katanya. Hal serupa diungkap Keljo, penyanyi muda jebolan Indonesian Idol. “Alam Maratua memesona. Saya bangga bisa bernyanyi di sini,” ucapnya.
Sementara itu, Jasmin, dari Tim Percepatan Pulau Maratua, menekankan pentingnya peran Maratua Jazz dalam strategi pembangunan kawasan.
“Musik jadi pintu masuk wisata. Festival seperti ini membuka ruang promosi yang kuat dan efektif untuk destinasi,” ujarnya.
Lebih dari sekadar acara tahunan, Maratua Jazz telah menjelma menjadi gerakan kolektif lintas sektor, menyatukan seniman, komunitas, hingga pegiat konservasi. Sebuah upaya nyata menjadikan Maratua bukan hanya dikagumi, tapi juga dijaga bersama. (Fat/Redaksi)